Kalau pria ganteng nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Ini dia pria
gentleman.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Dua contoh kutipan di atas hanya seperempat ons dari ratusan ribu kwintal
nasihat percintaan yang mengagung-agungkan sebuah karakteristik yang kita kenal
dengan istilah Gentleman.
Begitu semaraknya pandangan demikian, kita tidak akan
kesulitan untuk mendengar ‘sikap seorang gentleman’ disebutkan sebagai kunci
sukses dalam kehidupan cinta dari sejumlah publik figur, baik dalam maupun luar
negeri.
Wanita selalu menyatakan bahwa mereka mendambakan seorang gentleman karena
sikap mereka yang menawan, penuh perhatian, sensitif, romantis, tidak
memaksakan kehendak, sabar, rela berkorban, mampu melindungi dan memenuhi
kebutuhan pasangan.
Lalu jika Anda seperti kebanyakan pria lainnya di muka bumi ini, Anda pasti
diganggu dengan pertanyaan, “Selama ini gue udah kerjain semuanya, tapi kok
ngga dapetin hasil yang sama dengan wanita gebetan gue?”
“Gue masih kurang gentleman gimana lagi? Nih wanita udah jelas-jelas ngomong
dengan mulut bibirnya sendiri kalo gue tuh satu-satunya pria yang bisa ngerti
dia luar dalem, dan semua teman prianya ngga pernah bisa perlakuin dia kayak
gue. Tapi kenapa dia maunya temenan aja, ngga mau jadian ama gue?”
Lalu pertanyaan yang paling pilu, “Dia sampe nangis terharu ketika bilang
semua kelembutan dan perhatian gue ke dia tuh ngebikin dia ngerasa spesial
banget dan mungkin gue sbenernya adalah pria yang tepat untuk dia, tapi dia
tetep ngga bisa ninggalin prianya skalipun jelas prianya itu brengsek dan
nyiksa perasaannya banget. Dia minta gue untuk tinggalin dan lupain dia, trus
dia bakal terus doain gue supaya gue bisa nemuin wanita yang lebih bernilai dan
layak daripada dia. Kenapa? Kenapa?!?!”
Jika Anda mengoreksi kembali semua pengalaman Anda selama ini, apakah benar
wanita menginginkan seorang Gentleman?
“Gentleman itu bukan gabungan antara
kata ‘gentle’ dan ‘man’ yang bisa diartikan sebagai ‘pria baik, ‘pria lembut’,
‘pria perhatian,’ atau sejenisnya.”
That is so true, guys.
Kata Gentleman memiliki akar dari kata dalam bahasa Perancis, Gentilhomme,
yang berarti Nobleman atau pria dengan nilai, karakter dan status yang tinggi.
Dalam Andas Webster, Gentleman dijelaskan sebagai berikut:
(a) a man of refinement,
(b) a man whose conduct conforms to a high standard,
(c) a man who combines gentle rank with chivalrous qualities.
(a) a man of refinement,
(b) a man whose conduct conforms to a high standard,
(c) a man who combines gentle rank with chivalrous qualities.
Apakah hal-hal di atas sesuai dengan pengertian gentleman yang sering Anda
dengan dari orangtua, teman-teman wanita, film-lagu-novel dan buku psikologi
populer tentang percintaan di jaman modern ini?
Ketika mereka menyarankan Anda untuk menjadi seorang gentleman saat
mendekati seorang wanita, apakah yang mereka maksud adalah melakukan
tindakan-tindakan yang menguji nilai wanita tersebut agar dapat menentukan
apakah dia cukup kompatibel dengan standar diri Anda yang berkelas?
Sama sekali tidak!
Anda selama ini justru diajarkan untuk terus merayu, membujuk, menyogok dan
menyakinkan dirinya bahwa Anda perlu diberi kesempatan untuk menjadi bagian
dalam hidupnya. Semenjak awal pendekatan, Anda sibuk membuatnya menjadi merasa
lebih bernilai dan berkelas daripada Anda, dengan harapan dia merasakan ikatan
yang spesial bila sedang bersama dengan Anda.
Anda secara rutin membuktikan bahwa diri Anda lebih ‘gentle’ daripada semua
pria lain yang ingin mendekatinya. Itu sebabnya Anda suka mendengarkan semua
curhatannya tentang satu pria brengsek yang menarik perhatiannya. Itu sebabnya
Anda tidak pernah ingin ketinggalan memberikan perhatian terhadap hal-hal kecil
kepadanya, seperti membukakan pintu mobil, selalu ada bila dibutuhkan,
menyediakan pundak untuk menangis, memberitahu jam makan, atau sekedar
mengingatkan dia agar jangan tidur kemalaman.
Bukannya hal-hal tersebut salah, guys.
Sekali lagi, Gentleman bukanlah pria gentle. Dia tidak akan mendekati
seorang wanita yang menarik perhatiannya dengan cara memberikan piutang
kebaikan dan perhatian. Dia tidak akan menurunkan standar dan menjadi murahan
dengan terlalu banyak berkorban untuk sang wanita sebelum wanita itu
membuktikan bahwa dirinya layak dan mampu menghargai kesempatan seperti itu.
Bahkan, seorang Gentleman tidak keberatan untuk bersikap ‘kejam’, keras dan
tidak gentle kepada seorang wanita cantik yang tidak bisa menunjukkan bahwa
dirinya memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar penampilan menarik.
Glossy is the new, better, not-misleading and much improved word for
Gentleman.
Seorang pria Glossy memenuhi setiap definisi seperti yang disebutkan oleh
Andas Webster seperti di atas.
Seorang pria Glossy bukanlah Pria Gentle, namun tahu bagaimana dan kapan
waktu yang tepat untuk menunjukkan Gentle Acts pada wanita yang layak
mendapatkannya.
Seorang pria Glossy bahkan tahu bagaimana memakai Ungentle dan Rude Acts
terhadap wanita-wanita pada proses seleksi yang justru akan membuat mereka
semakin penasaran untuk mengejarnya.
Seorang pria Glossy menikmati semua petualangan dan mendasari seluruh
keputusan romantika hidupnya berdasarkan tiga buah kunci utama yang hanya akan
Anda pelajari ketika mengikuti program premium Hitman System.
So, Glossy is
Kalau pria ganteng nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Ini dia pria
gentleman.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Kalau pria Glossy nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Kenalin gue ke bokap nyokap loe dong...”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Kalau pria Glossy nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Kenalin gue ke bokap nyokap loe dong...”
0 komentar: